Contoh topologi yang menggunakan IPCop dan Mikrotik
- Internet – Modem – IPCop – Mikrotik – LAN
- Internet – Modem – Mikrotik – IPCop – LAN
- Internet – Modem – Mikrotik – IPCop dan LAN (IPCop sejajar dengan LAN)
Scenario:
IP set:
- Ipcop Red: dinamic atau static dari ISP (karena PPPoE)
- Ipcop Green: 192.168.21.1
- Mikrotik WAN: 192.168.21.2
- Mikrotik LAN: 192.168.12.254
- LAN: 192.168.12.0/24
Modem
- Bridge mode. Modem saya bikin bridge saja. dial PPPoE dilakukan oleh IPCop. Mengapa? iseng saja biar gak ada double NAT yang dilakukan oleh modem dan IPCop. Sehingga proses pengiriman paket lebih cepat. Sebenarnya sih keuntungan kecepatan pengiriman paket ini kecil sekali ya. sedangkan keuntungan terbesarnya adalah kita dapat memanfaatkan kemampuan IPCop yang memang dari sananya didesain sebagai firewall. Jadi IPCop memang cocok ditempatkan sebagai gateway (mengenai ini bisa anda baca di artikel Apa sih IPCop itu?). Namun ada sedikit kerugiannya bila kita men-set modem sebagai bridge, Kita tidak bisa mendapatkan informasi tentang SNR Margin dan Line Atteneation dari jaringan speedy kita, dimana kedua informasi ini penting saat kita melakukan troubleshooting jaringan yang ngadat
- Versi yang digunakan : 1.4.21
- Addon yang terinstal: Advance Proxy, Url Filter dan Update Accelerator
- sebagai gateway, firewall, dan Proxy
Hingga tulisan ini dibuat, IPCop telah
sampai versi 2.0.6. Saya masih setia dengan versi lama 1.4.21 karena
saya butuh Advance Proxy, Url Filter dan Update Accelerator dimana
ketiganya merupakan add-on yang hanya compatible dengan versi 1.4.21.
Menurut keterangan pengembang IPCop, beberapa Add-on populer seperti
Advance Proxy dan Url Filter akan diturut sertakan pada rilis-rilis
berikutnya. Kita tunggu saja.
Mikrotik- Versi: apasaja
- Fungsi: Bandwidth Management
- NAT: disabled
- DHCP: enabled (static lease)
Ya, NAT nya di-disabled. Selain agar tidak double NAT seperti tadi, keuntungan terbesar adalah sepeti yang saya tulis di bawah.
Advantages:- Karena NAT di mikrotik disabled maka IPCop dapat menangkap IP dari LAN. Ini sangat berguna bila admin ingin mengaudit log yang di-generate oleh url filter sehingga ketahuan ip berapa yang mengakses situs terlarang. Demikian pula admin dapat me-manage ip mana saja yang dibebaskan. Ini sangat cocok untuk keperluan saya di sekolah, yang sangat berkepentingan memblokir situs-situs terlarang dan mengetahui siapa saja siswa yang coba-coba mengaksesnnya.
- Mudah alias tidak ribet me-mangle traffic LAN ke proxy. Jika IPCop ditempatkan sejajar dengan LAN seperti pada topologi nomer 3 diatas, mau tidak mau kita harus melakukan pengaturan trafik di Mikrotik, agar trafik http dari LAN mengarah pada IPCop. Ini bagi sebagian orang mungkin ribet dan tidak mudah.
Langkah-langkah:
1. Bikin static routing di Mikrotik untuk mengarahkan trafik dari LAN ke Ipcop
Karena NAT di mikrotik disabled, maka kita harus membuat statitc routing untuk mengarahkan trafik dari LAN ke IPCop.
Akseslah Mikrotik dari winbox, kemudian klik IP > Routes. pada tab Routes, klik tombol (+) kemudian isikan dibawah ini;
2. Bikin static routing di Ipcop untuk mengarahkan trafik dari Ipcop (internet) ke LAN
- Dst Addres : 0.0.0.0/0
- Gateway: WAN
(dengan asumsi interface mikrotik anda yang mengarah ke IPCop bernama WAN. Silahkan sesuaikan dengan mikrotik anda)
- parameter yang lain biarkan saja
- Jangan lupa restart Mikrotik. Soalnya saya sering lupa, dan bolak-balik ngecek, ternyata lupa direstart.
Gunakan putty untuk login ke IPCop
- Buka file dengan editor nano
nano /etc/rc.d/rc.local
(PENTING: Untuk ipcop versi terbaru (2.x.x) filenya adalah /etc/rc.d/rc.event.local)
- Tambahkan entry untuk routing baru di bawah “#!/bin/sh”.
#!/bin/sh
route add -net 192.168.12.0 gw 192.168.21.2 netmask 255.255.255.0
- Simpan dan keluar (ctrl + x dilanjutkan tombol y dan enter)
- Restart Ipcop
Dari webconfig ipcop, buka Services – Advance Proxy. Scroll kebawah hingga bagian Allowed subnets (one per line). Isi dengan subnet LAN: 192.168.12.0/255.255.255.0
Selesai.
0 comments:
Post a Comment